Selasa, 29 Desember 2015

Teori  Alfred Weber (lokasi optimum dan aglomerasi industri)

Alfred Weber mengembangkan teori lokasi yang berorientasi pada letak atau lokasi yang di kembangkan oleh Wilhelm Launhardt. Teori ini menekankan pada letak atau lokasi yang di kembangkan  di wilayah di mana pusat sumber daya sebagai bahan baku dan pasar itu berada.pengembangan ekonomiwilayah di hubungkan dengan pemasaran bahan baku yang di pengaruhi oleh biaya angkutan bahan baku tempat pengolahan dan pasar. Biaya angkut ini di tentukan oleh jarak, semakin jauh sumber bahan baku dari pasar akan semakin tinggi biaya angkut komoditas tersebut begitupun sebaliknya. Teori Weber ini secara sederhana telah menghitung alokasi dari suatu kegiatan usaha di dasarkan pada nilai index industri yang besarnya di hitung berdasarkan tiga hal yaitu bahan baku(Bb),berat hasil produksi(Hp)dan harga satuan biaya angkut bahan mentah atau bahan baku(Cbb) dan harga satuan biaya angkut produksi (Cpr), di mana nilai Indek=Bb.Cbb/Hp.Cpr.
Weber menekankan pentingnya biaya transpor sebagai faktor pertimbangan lokasi dan ia telah mengupasnya secara sistematis. Teori Weber sebenarnya menentukan dua kekuatan lokasional primer, yaitu orientasi transpor dan orientasi tenaga kerja. Pada dasarnya pengusaha itu mempunyai kebebasan untuk menempatkan industri atau pabriknya. Dalam kerangka ini semua variabel biaya produksi seperti upah buruh,manajemen,dan lainnya di anggap tidak menunjukkan variasi secara spasial,berarti harga-harga faktor produksi adalah sama di mana-mana. Bagaimana pengusaha akan meminimimalisasikan biaya traspor? Biaya transpor dianggap sebagai suatu variabel penting dalam penentuan lokasi industri. Asumsi yang sangat sederhana di tetapkan yaitu tingkat biaya transpor adalah flat berdasarkan pada berat muatan dan fasilitas transportasi tersedia ke segala jurusan. Asumsi tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, yaitu pada umumnya biaya transpor untuk hasil akhir seringkali lebih tinggi dari pada untuk bahan baku dan fasilitas transpor hanya terbatas pada sejumlah rute.
Dalam  teorinya,Weber mengintroproduksikan beberapa konsep pokok, yakni indeks materi (material indekx),beratlokasional (locational weight), dan isodapan kritis (crtitical isodapanes) W.Isard dalamH.W.Richardson 1972, 42-44).
 Indeks material adalah perbandingan berat bahan baku dan berat hasil akhir. Berat laksioanal adalah berat totaldari semua barang (meliputi hasil akhir, bahan baku, bahan bakar, dan sebagainya) yang harus di angkut ke dan dari tempat produksi untuk setiap satuan keluaran.
Biaya penanganan (hadling cost) mempunyai peranan penting (sering kali begitu tinggi ) dalam keseluruhan biaya transpor,tidak hanya dari unsur-unsur biaya keuangan tetapi juga biaya non monoter, seperti kerugian waktu, kwtidaknymanan, dansebagainya. Terbatasnya pepayanan transportas pada umumnya cenderung menempatkan pada lokasi nodal, yang sering merupakan trransportation junction (jalan sambung transportasi) atau transhipment point(titik pindah muat, M.Sadii;1959,I.IV.3) di mana trasportasi darat dan laut bertemu satu sama lainnya yang kemudian menunjang terbentuknya pusat-pusat industri.
Konsep isodapan di jelaskan sebagai berikut,jika suatu tempat (misalnya p1) adalah tempat biaya transpor minimum, dan sekitar titik tersebut dapat di jangkau dengan suatu tingkat biaya transpor tertentu yang lebih tinggi dari pada di tempat p1, dengan asumsi bahwa trasportasi ke semua jurusan adalah tersedia,maka akan di perolrh suatu lingkaran(a closed curve) di sebut isodapan. Rangkaian isopadan seperti ini menggambarkan berbagai tingkat biaya transpor minimum pada titik p1.
            Terdapat kemungkina terjadinya deviasi atau penyimpangan lokasi industri dari titik biaya transpor minimum, misalnya lokasi industri mendekati lokasi tenaga kerja yang murah,hal ini masih dapat di pertanggung jawabkan jika penghematan dalam faktor per unit (upah buruh) lebih besar atau paling sedikit sama dengan tambahan toal biaya transpor. Jika selisih antara tambahan biaya trasnpor sama dengan keuntungan- keuntungan biaya non transpor yang dapat di peroleh pada suatu tempat alternatif,maka tempat tersebut terletek di dalam lingkaran kritis, maka tempat tersebut meruoakan lokasi produksi yang lebih efisien dari pada titik biaya minimum.
            Kedua konsep berat lokasional dan isodapan kritis dapat di gunakan menjelaskan teori Weber tentang aglomerasi industri.  Weber adalah seorang ahli teori lokasi yang pertama membahas mengenai aglomerasi secara eksplisit,secara diagrmatik. Terdapat tiga unit produksi, yaitu p1,p2,dan p3, masing- masing berlokasi di tempat biaya transpor menimumnya. Ketiga unit produksi tersebut berdekatan letaknya, sehingga isopadan-isopadan kritisnya berpotongan satu sama lainnya, ahl ini berarti terjadi aglomerasi. Tempat aglomerasi yang menguntungkan terletak di dalam segmen bersama A dari ke tiga lingkaran isopadan tersebut,karena produksi pada setiap transpor minimum yang terletak di luar segmen bersama A (W.Isard dalam H.W.Richardson (ed);1970,42-44).
            Secara teoretik, tempat optimal (optimal site) adalah tempat di mana biaya-biaya transpor bagi kombinasi keluaran toal adalah yang paling randah. Dalam praktek, hal ini berarti bahwa yang terbesar di antara ketiga perusahan tersebut akan menarik perusahan-perusahan yang lebih kecil ke suatu lokasi di dalam segmen yang lebih dekat kepada titik biaya transpor minimumnya perusahaan terbesar tersebut. Karena perubahan posisi lokasi yang harus di lakukan oleh perusahaan terbesar adalah lebih kecil kemungkinannya dari pada yang harus di lakukan oleh perusahaan-perusahaan kecil lainnya,maka deviasi total dari titik-titik biaya transpor minimum dapat di katakan kecil saja kemungkinannya.
            Pemikiran Weber telah memberikan sumbangan ilmiah dalam banyak aspek, tapi di lain pihak,beberapa kelemahan analisis Weber dapat di kemukakan secara umum (W.Alonso dalam L. Needleman (ed);1968,63-68)
1)    Keuntungan-keuntungan aglomersi (agglomaretion economice) yang di ketengahkan itu tidaklah merupakan suatu daftar yang lengkap dan menyeluruh,karena tidak mencakup bunga modal,asuransi,dan pajak.
2)    Analisis   Weber merupakan suatu kontruk teoritik yang sukar di kuantifikasikan,seperti halnya keuntungan-kruntungan eksternal adalah sukar di ukur.
3)    Menurut pendapaatnya penghematan biaya aglomerasi yang terbesar adalah dalam industri-industri yang nilai tambahnya tinggi;semakin bertambahnya kepadatan penduduk dan semakin berkurangnya tarif angkutan,kedua-duanya menambah kecenderungan aglomerasi. Ia berpendapat bahwa kecenderungan aglomerasi dapat di padukan ke dalam proses perkembangan ekonomi yang akan berakibat bahwa perubahan lokasional akan di cerminkan oleh semakin bertambahnya aglomerasi,tetapi hal ini adalah kurang relevan.

            Walaupun teori Weber mempunyai kelemahan-kelemahan,tetapi kontribusinya secara esensial dalam pengembangan wilayah dapat di catat, bahwa ia merupakan perintis dalam analisislokasi yaitu mengenai munculnya pusat-pusat kegiatan ekonomi tersebut yang kemudian diindetifikasikan sebagai wilayah nodal (pusat-pusat perkotaan).dapat di catat pula bahwa Weber telah mengembangkan pula dasar-dasar analisis pasar;model Weber termasuk kategori satu unit pasar atau banyak unit produksi pasar.
            Analiasis aglomerasi di atas menjelskan pengelompokan kegiatan-kegiatan ekonomi pada suatu lokasi tertentu,tetapi tidak menekankan pada kecenderungan pertumbuhan regional yang berkesinambungan sebagai akibat dari pengelompokan tersebut. Proses pengelompokan kegiatan-kegiatan selama suatu jangka waktu di jelaskan dalam analisis polarisasi,sedangkan aglomerasi itu dapat diinterpretasikan sebagai akibat dari proses polarisasi. Salah seorang ahli ekonomi yang menekankan pentingnya pembangunan polarisasi adalah Friedmann.


1 komentar:

  1. Betway Group expands presence in Malta after - JT Hub
    Casino 구리 출장안마 operator 남양주 출장샵 Betway Group Ltd. has announced a second expansion to its existing business in 문경 출장샵 the 당진 출장샵 Maltese gaming market following the launch 서귀포 출장샵 of

    BalasHapus