§ Bentuk
Planned (terencana) dapat dijumpai pada kota-kota eropa abad pertengahan dengan
pengaturan kota yang selalu regular dan rancangan bentuk geometrik.
§ Bentuk Unplanned
(tidak terencana) banyak terjadi pada kota-kota metropolitan, dimana satu
segmen kota berkembang secara sepontan dengan bermacam-macam kepentingan yang
saling mengisi, sehingga akhirnya kota akan memiliki bentuk semaunya yang
kemudian disebut dengan organik pattern, bentuk kota organik tersebut secara
spontan, tidak terencana dan memiliki pola yang tidak teratur dan non
geometrik.
Elemen-elemen
pembentuk kota pada kota organik, oleh kostol dianalogikan secara biologis
seperti organ tubuh manusia, yaitu :
1.Square, open space sebagai paru-paru.
2.Center, pusat kota sebagai jantung yang memompa darah
(traffic).
3.Jaringan jalan sebagai saluran arteri darah dalam tubuh.
4.Kegiatan ekonomi kota sebagai sel yang berfikir.
5.Bank, pelabuhan, kawasan industri sebagai jaringan khusus
dalam tubuh.
6.Unsur kapital (keuangan
dan bangunan) sebagai energi yang mengalir ke seluruh sistem perkotaan.
Dalam
suatu kota organik, terjadi saling ketergantungan antara lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Contohnya : jalan-jalan dan lorong-lorong menjadi ruang
komunal dan ruang publik yang tidak teratur tetapi menunjukkan adanya kontak
sosial dan saling menyesuaikan diri antara penduduk asli dan pendatang, antara
kepentingan individu dan kepentingan umum. Perubahan demi perubahan fisik dan
non fisik (sosial) terjadi secara sepontan. Apabila salah satu elemenya
terganggu maka seluruh lingkungan akan terganggu juga, sehingga akan mencari
keseimbangan baru. Demikian ini terjadi secara berulang-ulang.
Paris
Paris
Paris “Modern” adalah hasil dari rancangan
ulang urban pada pertengahan abad ke-19. Telah berabad-abad kota ini menjadi
labirin bagi jalan sempit, namun sejak tahun 1852, urbanisasi luas Baron
Haussmann meratakan seluruh distrik yang ada untuk membuat jalan agar lebih
lebar kemudian melengkapinya dengan bangunan batu dengan desain neo-klasik
bourgeoise. Sementara Paris saat itu masih memberlakukan hukum “pelurusan” yang
diubah (facade bangunan diganti menurut lebar jalan) pada pembangunan baru.
Tinggi dari bangunan juga di tetapkan menurut lebar jalan yang dilaluinya, dan
ciri bangunan Paris telah mengalami perubahan sejak pertengahan abad ke-19
untuk konstruksi yang tinggi.
Di Perancis pada pertengahan 1800. Kala itu, di
bawah kepemimpinan Napoleon Bonaparte III yang merekrut prefek Seine sekaligus ahli
tata kota, Baron Haussmann, di lakukan penataan ulang Paris secara radikal.
Paris pada awal 1800-an begitu berkembang dan
menjadi kawasan kumuh. Kota di penuhi gang sempit. Saluran air dan sungai tidak
berfungsi baik dan Paris menjadi kota sumber penyakit. Tingkat kematian warga
tergolong tinggi saat itu. Haussmann kemudian menggusur banyak bangunan yang
sudah berdiri sejak abad XI-XII, termasuk beberapa gedung di Ille de Cite, di
mana Notre Dame berdiri. Ia menggusur banyak bangunan guna menambah tujuh
boulevard baru selebar 30 meter.
Haussman di juluki seniman penghancur, kritik
pedas pun bermunculan. Namun ketetapan visi menjadikan Paris lebih teratur dan
manusiawi membuat kerja Napoleon-Haussman tak terbendung. Di dukung pembiayaan
pemerintah, pemilik bangunan di wajibkan berpartisipasi mengubah bentuk gedung,
memeliharanya, dan menjaga tetap berfungsinya utilitas kota.
Transformasi Haussman atas Paris membawa
perbaikan yang nyata terhadap kualitas hidup di ibu kota. Penyakit epidemic (seperti
Tuberkulosis) berhenti, kualitas sirkulasi udara meningkat, dan
bangunan-bangunan baru yang lebih baik di bangun, bahkan lebih fungsional dari
pada pendahulu mereka. Paris pun tumbuh menjadi sebuah nama yang tak mungkin
luput dari ingatan, sebuah kota yang di cintai penduduknya, sebuah kota yang di
rindukan setiap pengelana dari sudut-sudut dunia.
Dan pada akhirnya, Paris yang di cintai para
turis hari ini adalah hasil dari sebuah sejarah panjang yang melibatkan
gagasan-gagasan hebat para pemikir masa depan dari masa lalu. Paris adalah sebuah
mahakarya, sebuah panutan untuk kota-kota lain di manapu di belahan lain yang
mencerminkan kepedulian para pendahulunya untuk membentuk ruang yang lebih baik
untuk waktu yang akan datang.
iyya kak,,makasih kak
BalasHapusContoh kota planned sama kota unplanned di Indonesia apa yaa?
BalasHapus