Selasa, 29 Desember 2015

Teori Fianstein dan Norman (tipologi perencanaan)

            Fianstein dan Norman (1991) tipologi perencanaan dibagi atas empat macam yang di dasarkan pada pemikiran teoritis,sebagai berikut:
a.            Traditional Planning (perencanaan tradisional)
Perencanaan ini bertujuan untuk merubah sebuah sistem kota yang telah rusak. Biasanya konsep perencanaan ini membuat kebijakan-kebijakan untuk melakukan perbaikan pada sistem kota.pada perencanaan tradisional memiliki program inovatif terhadap perbaikan lingkungan perkotaan dengan menggunakan standar dan metode yang profesional.
b.               User-Oriented Planning (perencanaan yang berorientasi pada pengguna)
Konsep ini adalah membuat perencanaan yang bertujuan untuk mengakomodasi pengguna dari produk perencana tersebut,dalam hal ini masyarakat kota.
c.Advocacy Planning (perencanaan advokasi)
Pada perencanaan ini berisikan program pembelaan terhadap masyarakat yang termarjinalkan dalam proses pembangunan kota dalam hal ini masyarakat miskin kota.
d.               Incremental Planning (perencanaan dukungan)
Pada perencanaan yang bersifat dukungan sebuah proses pengambilan keputusan terhadap permasalahan-permasalahan perkotaan. Produk perencanaan ini bersifat analisis yang mendalam terhadap permasalahan dengan mempertimbangkan dampak positif dan dampak negatif sebuah kebijakan.

Bandung Command Centre    

        
            Bandung Command Centre menjadi unsur utama. Di instalasi canggih ini, terdapat dua software dan aplikasi unggulan yakni Media Social Mapping dan Panic Button.
            Media Social Mapping merupakan software canggih yang dihibahkan oleh pemerintah Norwegia sebagai uji coba. Piranti lunak ini mampu menangkap segala macam percakapan warga di media sosial facebook dan twitter yang berhubungan langsung dengan pelayanan publik ataupun keluhan-keluhan warga terkait dengan infrastruktur. "Ini mesin yang bisa mengatract percakapan warga. Dihitung per wilayah per isu masalah
            software buatan perusahaan IT Mediawafe ini ternyata diminati oleh pemerintah kota Oakland, Amerika Serikat. Menurut dia, perusahaan pembuat piranti lunak ini bakal segera melakukan kerjasama dengan pemerintah kota Oakland.
            Tombol panik (panic button). Aplikasi ini merupakan hibah dari PT Telkom Indonesia dan baru bisa diunduh di handphone pintar berbasis android melalui Playstore dengan nama X-igent Panic Button.
Cara kerja panic button ini, setelah diunduh dan di install di smartphone, pengguna perlu terlebih dahulu mengisi data pribadi yang akurat disertakan dengan nomor telepon orang terdekat yang bisa dihubungi.
Setelah data dan aplikasi terpasang, pemohon bantuan harus memencet 3 kali tombol panik di layar smartphone. Pemohon bantuan akan langsung terlacak di Bandung Command Centre. Petugas kepolisian yang menerima aduan langsung menghubungi petugas lapangan terdekat agar menghampiri pemohon bantuan. Kurang dari 3 menit, petugas akan langsung datang.
Selain memencet tombol 'SOS' sebanyak 3 kali dari layar ponsel, ke depan PT Telkom Indonesia juga menyediakan tombol khusus yang berfungsi sama. Tombol tersebut cukup dipasang di lubang audio. Tombol tambahan ini rencananya bakal dilempar ke pasaran dengan harga jual sekitar Rp 50.000.
"Panic button ini kerjasama dengan kepolisian, lebih fokus kepada keamanan. Tapi diregistrasi dulu data hapenya. Pengguna harus bisa bertanggungjawab. Nanti kalau disalahgunakan bisa kita mintai pertanggungjawaban orang yang sudah registrasi lagi.
Selain dua piranti lunak tersebut, ada juga software Project Manajemen. Jadi kalau ada 100 proyek infrastruktur jalan, trotoar, pengerukan, lokasinya kita bisa tahu lewat foto. Kita bisa    tahu penyerapan anggaran sehingga tidak harus selalu ke titik lokasi proyek secara fisik cukup dipantau dari Bandung Command Centre.
Kelemahannya aplikasi ini hanya bias di unduh melalui android untuk handphone lainnya belu bias. Kelemahan lainnya, pannic button ini juga tidak beroperasi 24 jam. Artinya, masih ada kekurangan pegawai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar