Teori Fianstein dan Norman
(tipologi perencanaan)
Fianstein
dan Norman (1991) tipologi perencanaan dibagi atas empat macam yang di dasarkan
pada pemikiran teoritis,sebagai berikut:
a.
Traditional
Planning (perencanaan tradisional)
Perencanaan
ini bertujuan untuk merubah sebuah sistem kota yang telah rusak. Biasanya
konsep perencanaan ini membuat kebijakan-kebijakan untuk melakukan perbaikan
pada sistem kota.pada perencanaan tradisional memiliki program inovatif
terhadap perbaikan lingkungan perkotaan dengan menggunakan standar dan metode
yang profesional.
b.
User-Oriented
Planning (perencanaan yang berorientasi pada pengguna)
Konsep
ini adalah membuat perencanaan yang bertujuan untuk mengakomodasi pengguna dari
produk perencana tersebut,dalam hal ini masyarakat kota.
c.Advocacy Planning (perencanaan advokasi)
Pada
perencanaan ini berisikan program pembelaan terhadap masyarakat yang
termarjinalkan dalam proses pembangunan kota dalam hal ini masyarakat miskin
kota.
d.
Incremental
Planning (perencanaan dukungan)
Pada
perencanaan yang bersifat dukungan sebuah proses pengambilan keputusan terhadap
permasalahan-permasalahan perkotaan. Produk perencanaan ini bersifat analisis
yang mendalam terhadap permasalahan dengan mempertimbangkan dampak positif dan
dampak negatif sebuah kebijakan.
Bandung
Command Centre
Bandung Command Centre menjadi unsur utama. Di instalasi
canggih ini, terdapat dua software dan aplikasi unggulan yakni Media Social
Mapping dan Panic Button.
Media Social Mapping merupakan software canggih yang
dihibahkan oleh pemerintah Norwegia sebagai uji coba. Piranti lunak ini mampu
menangkap segala macam percakapan warga di media sosial facebook dan twitter
yang berhubungan langsung dengan pelayanan publik ataupun keluhan-keluhan warga
terkait dengan infrastruktur. "Ini mesin yang bisa mengatract percakapan
warga. Dihitung per wilayah per isu masalah
software buatan perusahaan IT Mediawafe ini ternyata
diminati oleh pemerintah kota Oakland, Amerika Serikat. Menurut dia, perusahaan
pembuat piranti lunak ini bakal segera melakukan kerjasama dengan pemerintah
kota Oakland.
Tombol panik (panic button). Aplikasi ini merupakan hibah
dari PT Telkom Indonesia dan baru bisa diunduh di handphone pintar berbasis
android melalui Playstore dengan nama X-igent Panic Button.
Cara kerja
panic button ini, setelah diunduh dan di install di smartphone, pengguna perlu
terlebih dahulu mengisi data pribadi yang akurat disertakan dengan nomor
telepon orang terdekat yang bisa dihubungi.
Setelah data
dan aplikasi terpasang, pemohon bantuan harus memencet 3 kali tombol panik di
layar smartphone. Pemohon bantuan akan langsung terlacak di Bandung Command
Centre. Petugas kepolisian yang menerima aduan langsung menghubungi petugas
lapangan terdekat agar menghampiri pemohon bantuan. Kurang dari 3 menit,
petugas akan langsung datang.
Selain
memencet tombol 'SOS' sebanyak 3 kali dari layar ponsel, ke depan PT Telkom
Indonesia juga menyediakan tombol khusus yang berfungsi sama. Tombol tersebut
cukup dipasang di lubang audio. Tombol tambahan ini rencananya bakal dilempar
ke pasaran dengan harga jual sekitar Rp 50.000.
"Panic button
ini kerjasama dengan kepolisian, lebih fokus kepada keamanan. Tapi diregistrasi
dulu data hapenya. Pengguna harus bisa bertanggungjawab. Nanti kalau
disalahgunakan bisa kita mintai pertanggungjawaban orang yang sudah registrasi
lagi.
Selain dua
piranti lunak tersebut, ada juga software Project Manajemen. Jadi kalau ada 100
proyek infrastruktur jalan, trotoar, pengerukan, lokasinya kita bisa tahu lewat
foto. Kita bisa tahu penyerapan
anggaran sehingga tidak harus selalu ke titik lokasi proyek secara fisik cukup
dipantau dari Bandung Command Centre.
Kelemahannya
aplikasi ini hanya bias di unduh melalui android untuk handphone lainnya belu
bias. Kelemahan lainnya, pannic button ini juga tidak beroperasi 24 jam.
Artinya, masih ada kekurangan pegawai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar