Rabu, 13 Januari 2016

anuku mana anumu !

Konsep Citra Kota dalam Urban Design dan Elemen - Elemen kota oleh Kevin Lynch

Black and white headshot of Kevin Lynch.

 

Kevin Andrew Lynch (7 Januari 1918 - April 25, 1984) adalah seorang perencana perkotaan Amerika dan penulis. Dia dikenal untuk karyanya pada bentuk persepsi dari lingkungan perkotaan dan merupakan pendukung awal pemetaan mental. Buku yang paling berpengaruh termasuk Citra Kota (1960), sebuah karya pada bentuk persepsi dari lingkungan perkotaan, dan Apa Waktu adalah tempat ini? (1972), yang teori-teori bagaimana lingkungan fisik menangkap dan angka proses temporal.
Seorang mahasiswa arsitek Frank Lloyd Wright sebelum pelatihan dalam perencanaan kota, Lynch menghabiskan karir akademisnya di Massachusetts Institute of Technology, mengajar di sana dari 1948 sampai 1978. Dia berlatih perencanaan situs dan desain perkotaan profesional dengan Carr / Lynch Associates, kemudian dikenal sebagai Carr , Lynch, dan Sandell.
Citra kota dapat disebut juga sebagai kesan atau persepsi antara pengamat dengan lingkungannya. Kesan pengamat terhadap lingkungannya tergantung dari kemampuan beradaptasi “pengamat” dalam menyeleksi, mengorganisir sehingga lingkungan yang diamatinya akan memberikan perbedaan dan keterhubungan. Persepsi atau perseive dapat diartikan sebagai pengamatan yang dilakukan secara langsung dikaitkan dengan suatu makna. Persepsi setiap orang berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pengalaman yang dialami, sudut pengamatan, dan lain-lain.
Citra kota belum tentu merupakan identitas. Citra Kota dapat dibuat secara instan, sedangkan identitas membutuhkan waktu yang lama untuk membentuknya. Jati diri kota berkaitan dengan ritme sejarah yang telah melalui proses panjang sehingga jati diri suatu kota tidak dapat diciptakan begitu saja berbeda dengan citra kota
Lynch, (1975: 6-8) dalam bukunya “The Image of The City” sebuah citra memerlukan:
– Identitas pada sebuah obyek atau sesuatu yang berbeda dengan yang lain
– Struktur atau pola saling hubung antaran obyek dan pengamat
– Obyek tersebut mempunyai makna bagi pengamatnya
Citra/kesan/wajah pada sebuah kota merupakan kesan yang diberikan oleh orang banyak bukan individual. Citra kota lebih ditekankan pada lingkungan fisik atau sebagai kualitas sebuah obyek fisik (seperti warna, struktur yang kuat, dll), sehingga akan menimbulkan bentuk yang berbeda,bagus dan menarik perhatian.
Elemen pembentuk citra kota menurut Kevin Lynch adalah:

1. Paths
Merupakan suatu jalur yang digunakan oleh pengamat untuk bergerak atau berpindah tempat. Menjadi elemen utama karena pengamat bergerak melaluinya pada saat mengamati kota dan disepanjang jalur tersebut elemen-elemen lingkungan lainnya tersusun dan dihubungkan. Path merupakan  elemen yang paling penting dalam image kota yang menunjukkan rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan secara umum, yakni jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, saluran dan sebagainya. Path mempunyai identitas yang lebih baik kalau memiliki identitas yang besar (misalnya ke stasiun, tugu, alun-alun,dan lain-lain), serta ada/ penampakan yang kuat (misalnya fasade, pohon, dan lain-lain), atau belokan yang jelas.

Sumber: Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam Perancangan Kota Secara Terpadu oleh Markus Zand

Gambar Path


2. Edges
Merupakan batas, dapat berupa suatu desain, jalan, sungai, gunung. Edge memiliki identitas yang kuat karena tampak visualnya yang jelas. Edge merupakan penghalang walaupun kadang-kadang ada tempat untuk masuk yang merupakan pengakhiran dari sebuah district atau batasan sebuah district dengan yang lainnya. Edge memiliki identitas yang lebih baik jika kontinuitas tampak jelas batasnya. Demikian pula fungsi batasnya harus jelas : membagi atau menyatukan. Contoh : adanya jalan tol yang membatasi dua wilayah yaitu pelabuhan dan kawasan perdagangan.
Sumber: Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam Perancangan Kota Secara Terpadu oleh Markus Zand


Gambar Edge
3. Districts
Merupakan suatu bagian kota mempunyai karakter atau aktivitas khusus yang dapat dikenali oleh pengamatnya. District memiliki bentuk pola dan wujud yang khas begitu juga pada batas district sehingga orang tahu akhir atau awal kawasan tersebut. District memiliki ciri dan karakteristik kawasan yang berbeda dengan kawasan disekitarnya. District juga mempunyai identitas yang lebih baik jika batasnya dibentuk dengan jelas tampilannya dan dapat dilihat homogen, serta fungsi dan komposisinya jelas. Contoh: kawasan perdagangan, kawasan permukiman, daerah pinggiran kota, daera pusat kota.


Sumber: Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam Perancangan Kota Secara Terpadu oleh Markus Zand
 
Gambar District


4. Nodes
Merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis di mana arah atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas lain, misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan terbang, jembatan, kota secara keseluruhan dalam skala makro besar, pasar, taman, square, tempat suatu bentuk perputaran pergerakan, dan sebagainya. Node juga merupakan suatu tempat di mana orang mempunyai perasaan ‘masuk’ dan ‘keluar’ dalam tempat yang sama. Node mempunyai identitas yang lebih baik jika tempatnya memiliki bentuk yang jelas (karena lebih mudah diingat), serta tampilan berbeda dari lingkungannya (fungsi, bentuk). Contoh: persimpangan jalan

Sumber: Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam Perancangan Kota Secara Terpadu oleh Markus Zand
 
Gambar Node


5. Landmark
Merupakan simbol yang menarik secara visual dengan sifat penempatan yang menarik perhatian. Biasanya landmark mempunyai bentuk yang unik serta terdapat perbedaan skala dalam lingkungannya. Beberapa landmark hanya mempunyai arti di daerah kecil dan hanya dapat dilihat di daerah itu, sedangkan landmark lain mempunyai arti untuk keseluruhan kota dan bisa di lihat dari mana-mana. Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota karena membantu orang mengenali suatu daerah. Selain itu landmark bisa juga merupakan titik yang menjadi ciri dari suatu kawasan. Contoh: patung Lion di Singapura, menara Kudus, Kubah gereja Blenduk.
Sumber: Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam Perancangan Kota Secara Terpadu oleh Markus Zand
 Gambar Landmark

 Perihal contohnya itu saya kira semua kota terutama kota besar yang telah maju baik di Eropa , amerika ataupun di Asia memiliki komponen tersebut seperti halnya penerangan dibawah ini 
  1. Paris
Sejarah awal munculnya kota paris adalah tanda-tanda arkeologi awal pemukiman permanen di Paris berawal pada tahun 4200 SM, sub-suku Seneones Kelt, yang dikenal sebagai kaum pedagang, menghuni  daerah dekat sungai siene sejak 250 SM. Romawi menguasai rawa Paris tahun 52 SM, dengan pemukiman permanen di akhir abad yang sama di tepi kiri bukit sainte dan pulau ile de lie cite. Kota Galia Romawi ini aslinya bernama Lutelia, tapi di-Galisiakan menjadi Lutèce. Meluas hebat menjelang abad-abad berikutnya, menjadi kota yang makmur dengan sebuah forum, istana, kolam, kuil, teater dan ampiteater.Kejatuhan kekaisaran Romawi dan serangan Jermanik abad ke-13 membawa kota ini ke dalam era kegelapan. Tahun 400 M Lutèce, yang kemudian ditinggalkan oleh penghuninya, hanya berupa kota garnisun kecil di dalam pulau tengah berbenteng tak beraturan. Kota ini menerima nama "Paris" di akhir pendudukan Romawi.
  • Path
 
Thread: Paris Plage, Pantai di Tengah Hiruk Pikuk Kota Paris 
 
  • Edge
Tepian Sungai Seina di Paris dikembangkan untuk menciptakanfungsi ... 
Tepian Sungai Seina di Paris    
 
  • Distrik
 
Place des Vosges di distrik Marais Paris
  • Nodes
 
jalan jalan di Montmarte
  • Landmark
  
Eiffel sebagai ikon kota Paris
 
 
Nah itulah penjelasan tentang elemen kota menurut kevin linch yang saya mencoba menjabarkan dengan pikiran dan pengetahuan saya yang sangat terbatas dan jauh dari kesempurnaan. Semoga bermanfaat Wassalam 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar